Rabu, 30 Juli 2014

PUISI




Masih Tetap Cantik

Masih tetap cantik
Menggundah gulanakan hati
Sayup-sayup mengintip melalui celah hati
Merampas setiap yang tak pasti
Kaulah perawan itu
Yang menabur selaksa dalam setiap degup nadi
Mengembangkan perihal cerita dalam bait
Terpesona mengintai dan berlari
Masih tetap cantik
Cantik yang serupawan jingga
Berlari-lari menggandeng senyum di pelupuk mata
Inilah hati dalam kabut asmara
Tak pernah kuasa untuk beranjak
Berjingkrak-jingkrak mengusap baumu
Karena kaulah aroma cinta itu
Ketahuilah sang gadis pujaan
Kedip matamu seakan beresonansi
Memutar gelombang memilin hati
Di tapal batas lembut pasir ini
Ku mau setiap jengkal nafasku
Membawa bau simpul senyummu
Aku sayang kamu

By : Hasan Suryawan



Menunggu Masa Itu

Lihatlah mentari itu ketika senja hendak pergi
Lihatlah bintang-bintang itu ketika malam mulai datang
Lihatlah fajar itu ketika malam hendak tergantikan oleh pagi
Dulu kita sering melihatnya bersama dengan seuntai senyum
Masih sama dan tak akan pernah berubah
Meskipun sekarang jarak telah terlampau jauh untuk kita gapai
Dan waktu sudah tak berjalan bersama lagi untuk kita padukan
Akankah kau akan tetap menunggu masa
Ketika aku hendak menghilangkan jarak-jarak itu
Atau saat aku kembalikan waktu agar tak terpisahkan lagi
Saat itu kita akan tersenyum kembali pada senja yang sama
Kaki-kaki kita akan melangkah di bawah bintang-bintang yang sama
Dan kita akan menyambut mentari pada pagi yang sama
 
By : Ahsani Taqwim




Berjanji 

Tidakkah kau merasa bersalah pada mentari pagi yang kau tinggalkan disini?
Pada sejuknya angin yang membawa kita tertawa kemudian.
Paling tidak, ucapkan sampai jumpa pada gelombang ombak yang selama ini menemani detak jantung kita.
Atau paling tidak, jangan lupakan jalan-jalan yang akhirnya membuat kita bertemu dan saling melengkapi
Bisakah kau berjanji?
Janji pada jiwa yang percaya pada adanya akan dirimu.
Berjanji kau pasti kembali meski sayapmu lapuk untuk terbang kesini.
Berjanji kau pasti datang lagi untuk berjalan bersamaku menyusuri jalan panjang tak berujung.
Tanpa meminta, aku berjanji untuk menunggumu meski detik-detik masa lama beralihnya.
Berjanji, hingga setitik asa yang  kuharapkan benar-benar sirna oleh pikir yang tak kan melupakanmu.

By : Nurul Fatimah



Hanya Untukmu

Pernah sekali kurasa hati tak tentu memilih yang tak pasti, menari dibawah langit biru dan terdiam dibawah rintik hujan yang mulai membesar memikirkan senyum yang terlanjur terlihat hati.

Itulah kamu yang membuat hati tak pernah pasti akan pilihan yang terlalu sulit untuk terjwab bibir. Kemudian kau bawa sebagian hatiku entah kemana, merasakan keindahan yang tak terlihat mata hingga buatku takut kau tinggalkan meskipun sejenak saja.

Aku akan tersesat jika kau tiba-tiba menghilang, karena aku masih menikmati tempat asing yang terlalu indah untukku beranjak dari sana. Jangan kau hilangkan mentari itu karena aku tak dapat melihat jika gelap. Engkaulah yang menjadi indah saat mentari itu ada dan saat mentari itu istirahat.

Aku hanya menginginkan sedikit saja waktumu untuk menemaniku menikmati semua ini, karena aku ingin berbagi senyum. Tapi kalaupun kau mau membagi waktumu sebanyak yang ku mau aku akan memelukmu sejenak agar kau merasakan degup jantung ini berdenyut untukmu.

Dan jika kau mau memberikan semua waktumu hanya untukku, aku akan memelukmu sebanyak yang ku mau karena aku mau kau merasakan seluruh tubuh ini senantiasa tak akan pernah pergi karena aku pastikan tubuh ini tak akan bisa hidup tanpamu.

Jika saja waktu tak pernah bersembunyi, pastilah hanya untukmu hati ini berlabuh.
 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar