Masih Tetap Cantik
Masih tetap cantik
Menggundah gulanakan hati
Sayup-sayup mengintip
melalui celah hati
Merampas setiap yang tak
pasti
Kaulah perawan itu
Yang menabur selaksa dalam
setiap degup nadi
Mengembangkan perihal cerita
dalam bait
Terpesona mengintai dan
berlari
Masih tetap cantik
Cantik yang serupawan jingga
Berlari-lari menggandeng
senyum di pelupuk mata
Inilah hati dalam kabut
asmara
Tak pernah kuasa untuk
beranjak
Berjingkrak-jingkrak
mengusap baumu
Karena kaulah aroma cinta itu
Ketahuilah sang gadis pujaan
Kedip matamu seakan
beresonansi
Memutar gelombang memilin
hati
Di tapal batas lembut pasir
ini
Ku mau setiap jengkal
nafasku
Membawa bau simpul senyummu
Aku sayang kamu
By : Hasan Suryawan
Menunggu Masa Itu
Lihatlah mentari itu ketika
senja hendak pergi
Lihatlah bintang-bintang itu
ketika malam mulai datang
Lihatlah fajar itu ketika
malam hendak tergantikan oleh pagi
Dulu kita sering melihatnya
bersama dengan seuntai senyum
Masih sama dan tak akan
pernah berubah
Meskipun sekarang jarak telah
terlampau jauh untuk kita gapai
Dan waktu sudah tak berjalan
bersama lagi untuk kita padukan
Akankah kau akan tetap
menunggu masa
Ketika aku hendak
menghilangkan jarak-jarak itu
Atau saat aku kembalikan
waktu agar tak terpisahkan lagi
Saat itu kita akan tersenyum
kembali pada senja yang sama
Kaki-kaki kita akan melangkah
di bawah bintang-bintang yang sama
Dan kita akan menyambut
mentari pada pagi yang sama
By : Ahsani Taqwim
Berjanji
Tidakkah kau merasa bersalah
pada mentari pagi yang kau tinggalkan disini?
Pada sejuknya angin yang
membawa kita tertawa kemudian.
Paling tidak, ucapkan sampai
jumpa pada gelombang ombak yang selama ini menemani detak jantung kita.
Atau paling tidak, jangan
lupakan jalan-jalan yang akhirnya membuat kita bertemu dan saling melengkapi
Bisakah kau berjanji?
Janji pada jiwa yang percaya
pada adanya akan dirimu.
Berjanji kau pasti kembali
meski sayapmu lapuk untuk terbang kesini.
Berjanji kau pasti datang lagi
untuk berjalan bersamaku menyusuri jalan panjang tak berujung.
Tanpa meminta, aku berjanji
untuk menunggumu meski detik-detik masa lama beralihnya.
Berjanji, hingga setitik asa
yang kuharapkan benar-benar sirna oleh pikir
yang tak kan melupakanmu.
By : Nurul Fatimah
Hanya Untukmu
Pernah sekali kurasa hati tak tentu memilih yang tak pasti, menari
dibawah langit biru dan terdiam dibawah rintik hujan yang mulai membesar
memikirkan senyum yang terlanjur terlihat hati.
Itulah kamu yang membuat hati tak pernah pasti akan pilihan yang terlalu
sulit untuk terjwab bibir. Kemudian kau bawa sebagian hatiku entah kemana,
merasakan keindahan yang tak terlihat mata hingga buatku takut kau tinggalkan
meskipun sejenak saja.
Aku akan tersesat jika kau tiba-tiba menghilang, karena aku masih
menikmati tempat asing yang terlalu indah untukku beranjak dari sana. Jangan
kau hilangkan mentari itu karena aku tak dapat melihat jika gelap. Engkaulah
yang menjadi indah saat mentari itu ada dan saat mentari itu istirahat.
Aku hanya menginginkan sedikit saja waktumu untuk menemaniku
menikmati semua ini, karena aku ingin berbagi senyum. Tapi kalaupun kau mau
membagi waktumu sebanyak yang ku mau aku akan memelukmu sejenak agar kau
merasakan degup jantung ini berdenyut untukmu.
Dan jika kau mau memberikan semua waktumu hanya untukku, aku akan
memelukmu sebanyak yang ku mau karena aku mau kau merasakan seluruh tubuh ini
senantiasa tak akan pernah pergi karena aku pastikan tubuh ini tak akan bisa
hidup tanpamu.
Jika saja waktu tak pernah bersembunyi, pastilah hanya untukmu hati
ini berlabuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar