Minggu, 28 Juni 2015

Contoh KTI (Karya Tulis Ilmiah) Bidang Pariwisata Pembahasan

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN PANTAI KUTE

Dibalik keindahan yang dimiliki Pantai Kute, ada beberapa hal yang menyelubungi kawasan pantai Kute Lombok sehingga tempat wisata yang ini belum populer bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan domestik. Beberapa faktor penghambat yang menyelubungi pantai Kuta ini sehingga kurang dikenal oleh wisatawan lokal maupun non lokal adalah kurangnya perhatian dan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat, sumber daya manusia  (SDM) dan fasilitas yang ada di daerah ini kurang memadai, serta tidak adanya kesinambungan antara wisatawan dengan beberapa pedagang asongan.

4.1.1.      Realita Pembangunan Kute

 Melihat potensi Kute yang sangat tinggi, datanglah investor dari Australia bekerjasama dengan pengusaha lokal untuk membangun industri pariwisata di kawasan Pantai Kute. Potensi ini kemudian dicium oleh Keluarga Cendana (dari keluarga presiden Soeharto) dan mendirikan perusahaan LTDC (Lombok Tourism Development Corporation) yang memberikan harapan bagi masyarakat setempat dengan program pembangunan yang dicanangkan pemerintah pada waktu itu. Dan investor sebelumnya dipindahkan ke kawasan pantai Selong Belanak.

Setelah masyarakat menjual tanah-tanahnya, hal yang terjadi malah sebaliknya. pembangunan tak kunjung dilakukan dan berjalan lambat, LTDC hanya membual janji-janji yang tak kunjung terealisasi dan tidak lebih dari broker semata. Selama puluhan tahun, LTDC hanya dapat membangun NOVOTEL yang mayoritas karyawannya berasal dari luar karena masyarakat setempat dianggap tidak mempunyai kemampuan. Sedikit sekali masyarakat setempat yang dipekerjakan dan itu pun menjadi buruh tenaga kasar

Setelah rezim Soeharto runtuh, berimbas pada runtuhnya LTDC dan diambil alih oleh perusahaan BTDC (bali Tourism Development Corporation) yang telah merencanakan bahwa obyek disini akan dibangun seperti layaknya Nusa Dua yang di Bali, namun hal itu tak bisa dilakukan karena tanah masyarakat sudah terlanjur dijual dan nantinya tidak akan dapat memberikan pemasukan kepada masyarakat.

Akhirnya masyarakat yang tidak mempunyai lahan usaha membuat usaha illegal yang berakibat pada kerugian perusahaan karena kalah saing dalam harga dan menanggung beban pajak. Itulah sebabnya fasilitas dan sumber daya manusia di obyek ini masih jauh dari kata memadai, selain itu juga akomodasi untuk menuju tempat ini sangatlah kurang karena kendaraan umum tidak ada yang menuju  kesini dan hanya bisa ditempuh memakai kendaraan pribadi atau sewaan. Dan investor yang ingin berinvestasi ditempat ini harus berfikir ulang karena takut akan dipindahkan seperti yang sebelumnya.

4.1.2.      Peran Pemerintah dan Adanya Pedagang Acung (asongan)

Akhirnya pembangunan industri pariwisata di daerah ini jadi berjalan sangat lambat, lahan-lahan terbengkalai, kerusakan lingkungan, dan angka kemiskinan yang semakin tinggi sementara itu masyrakat disana yang tidak mempunyai kemampuan dalam menangani wisatawan dan tidak adanya program pemerintah untuk pelatihan kepariwisataan dan kewirausahaan.

Hal ini menyebabkan banyaknya pedagang acung di tempat wisata ini sebagai sumber mata pencaharian penduduk disana. Namun realita kembali terlihat, pedagang acung yang sudah tidak mempunyai sumber mata pencaharian memaksa mereka menjajakan dagangnnya seolah-olah memaksa para tamu yang baru tiba untuk membeli dagangan mereka, sehingga akan mengakibatkan para tamu merasa risih dan tidak betah untuk berlibur ke daerah ini.

Melihat kondisi tersebut seharusnya pemerintah ikut turun tangan dalam menangani pedagang acung yang tidak memiliki izin dalam berusaha di tempat wisata. Karena kondisi tersebut  ancaman-ancaman yang dapat terjadi jika pedagang acung di tempat ini masih berkeliaran dan bersikap seperti itu antara lain:

a.       Pantai Kuta ini tidak akan bisa dikenal oleh para wisatawan.
b.      Potensi penurunan devisa negara dikarenakan kurangnya para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.
c.       Akan mengakibatkan terjadinya pencemaran nama baik akibat pedagang acung disekitaran tempat ini, baik melalui mulut ke mulut maupun berbagai media.

Permasalah yang terjadi di pantai Kute Lombok ini dan dikaitkan dengan konsep “serqual yang dikembangkan oleh Parasuramen, Berry, dan Zeithaml”, yaitu : (Parasuramen, 2000)
a.       Bukti langsung (Tangible)  yang meliputi  perlengkapan, kepegawaian dan sarana komunikasi. Perlengkapan dan kepegawaian serta sarana  komunikasi  yang dimiliki oleh pedagang acung di daerah tempat ini belum memadai.
b.      Kehandalan (Reability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan, akurat dan memuaskan. Belum terdapat keandalan yang dimiliki oleh para pedagang acung, sehingga tamu belum bisa puas untuk berwisata disini. Disamping itu para pedagang acung masih memiliki sifat memaksa tamu untuk membeli.
c.       Empati (Emphaty)  yakni kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, pribadi yang baik, dan memenuhi kebutuhan para pelanggan. Para pedagang acung di tempat ini belum sepenuhnya memiliki hubungan yang baik kepada para tamu, tidak memahami apa yang dibutuhkan oleh tamu, dan kemampuan komunikasi yang masih kurang baik.

4.1.3.      Pantai Kute dari Segi Sapta Pesona

Berdasarkan pembahasan diatas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya Pantai Kute Lombok sebagai surga pariwisata dapat dikaitkan dengan syarat sapta pesona. Dimana hanya beberapa saja yang bisa dijadikan indikasi terhambatnya Kute dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat dan wisatawan

1.      Dari segi keamanan
Daerah ini masih jauh dari kata aman. Dimana hal ini sudah menjadi rahsia umum bahwa desa-desa disekitar akses jalan yang menuju daerah ini sering terjadi konflik, pencurian, ataupun gangguan yang tidak diinginkan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung yang menyebabkan ketakutan.
Sementara itu di derah Kute sendiri, terdapat pedagang acung yang telah dibahas diatas. Selain itu, terdapat beberapa titik jalan yang masih buruk dan dapat menyebabkan kecelakaan bagi pengendara motor.

2.      Dari segi ketertiban
Sejauh ini hanya ada satu akses jalan yang terdekat dari BIL untuk menuju daerah Kute sehingga terbilang daerah ini tidak terlalu padat seperti di kota yang penuh dengan bangunan serta lalu lintas. Namun tingkah masyarakat yang tidak terkendali di jalan raya menjadi faktor lainnya yang menjadi pertimbangan keselamatan bagi pengendara lainnya
Disini fasilitas pendukung pariwisata seperti yang telah dibahas di atas juga sangat sedikit sehingga masih terbilang sepi, namun sebelum penetralan lokasi yang baru-baru ini dilakukan terdapat banyak pedagang yang mendirikan usaha secara ilegal.

3.      Dari segi kebersihan di sekitar daerah ini cukup terkendali dan masih dalam batas normal atau kewajaran wisatawan.

4.       Dari segi kesejukan
Daerah ini merupakan daerah panas yang jarang sekali terjadi hujan. Hampir sepanjang tahun daerah ini selalu panas, sehingga sangat disukai oleh wisatawan dari Eropa terutama negara yang bersuhu dingin.

5.      Dari segi keindahan
Merupakan daya tarik utama yang dimiliki daerah ini dan menjadi pemikat banyaknya wisatawan untuk berkunjung.

6.      Dari segi ramah tamah
Ramah tamah adalah hal yang sangat kurang dari masyarakat di sekitar daerah ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang wisatawan maupun tidak adanya pelatihan yang diberikan sehingga cenderung kasar dan suka memaksa.
Seperti yang dilakukan oleh para pedagang yang ada disana yang menyebabkan kurangnya kenyamanan. Namun jika wisatawan dapat mengakrabkan diri dengan para penduduk disini, mereka sangat baik dan humoris.

7.      Dalam segi kenangan
Dalam hal ini, daerah ini menawarkan banyak kenangan yang bisa untuk dibawa pulang maupun untuk diceritakan. Karena pantai yang memikat dengan pemandangan yang sangat alami ini bisa dinikmati dengan bermacam-macam kegiatan seperti snorkling, berselancar, berenang, bermain pasir, dan lain-lain.

Sebenarnya pedagang acung yang berada disini menjual berbagai macam pernak-pernik yang terjangkau serta indah untuk dibawa pulang, ada juga pedagang yang menjual kaos maupun songket asli Lombok dengan  harga yang tidak terlalu jauh berbeda dari aslinya. Selain itu, jika kedaerah ini pada waktu penanggalan festival Bau Nyale akan lebih berkenang lagi karena banyak acara yang diadakan oleh masyarakat setempat untuk menyambutnya.

4.2.  PERMINTAAN PAKET WISATA SASAK DISCOVERY TOUR
Dengan banyaknya halangan bagi pemerintah maupun pihak investor dalam menanamkan modalnya ternyata berbanding terbalik dengan keuntungan yang diraup oleh biro perjalanan wisata yang dikarenakan jumlah pengunjung semakin meningkat.

Wisatawan biasanya lebih cenderung untuk memilih obyek wisata alami dan cenderung sedikit pengujungnya, dengan begitu wisatawan dapat merasakan kealamian dari obyek wisata tersebut. Berbeda dengan obyek  wisata yang sudah memiliki banyak fasilitas tentunya sudah terlalu banyak bangunan-bangunan hotel dan penginapan sehingga menghalangi pemandangan dan lagi, limbah yang dihasilkan sangat banyak. Wajar saja wisatawan menginginkan tempat yang masih alami dan cenderung sedikit pengunjungnya.

Selain itu terdapat banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi disekitar daerah Kute yang bisa menjadi pilihan dan alternatif serta akses yang dekat dari BIL. Obyek-obyek wisata tersebut kerap dijadikan paket wisata oleh banyak biro perjalanan wisata karena saling menguntungkan dengan pihak terkait.

Termasuk perusahaan PT. Jenny Tour and Travel yang juga merupakan salah satu penyedia paket wisata yang mendapatkan keuntungan dari penjualan paket wisata ke obyek wisata ini. Paket wisata Sasak Discovery Tour adalah nama paket yang disediakan oleh perusahaan Jenny, dan selalu menjadi pilihan utama dalam mempromosikan paket wisata. Hal ini bisa dilihat dari tiap paket wisata yang ditawarkan dari paket wisata full day sampai paket harian selalu pilihan pertamanya adalah paket ini.
Intenerrary paket wisata ini  sebagai berikut :

SASAK DISCOVERY TOUR (L.D)

Setiba anda di BANDARA INTERNATIONAL LOMBOK (BIL), anda akan disambut oleh staff kami, dan kemudian tour mengunjungi beberapa desa di Lombok dengan berbagai kreatifitas dan keunikannya. Desa pertama yang akan anda kunjungi adalah Desa Banyumulek, yang terkenal dengan kerajinan gerabah khas Lombok, disini anda bisa membawa pulang hasil karya anda sebagai kenang-kenangan, selanjutnya Desa Sukarara yang terkenal dengan kerajinan tenunan ikat dan songket, disini anda juga dapat mencoba menenun untuk menambah pengalaman anda. kemudian Desa Sade Rambitan, disini anda bisa melihat secara langsung cara hidup orang suku sasak yang sederhana dan masih primitive, setelah itu Anda juga akan mendapat kesempatan untuk menyaksikan keindahan pantai Kuta dan Tanjung Aan dengan pasir putihnya yang khas yang berbentuk merica, makan siang di pantai Kuta “TASTURA RESTO” dan disini juga anda bisa berenang atau bermain pasir untuk menambah keharmonisan suasana. Sore harinya kembali menuju hotel, dan pada malam harinya dilanjutkan acara makan malam di "RM. CAFÉ MONTONG RESTO" setelah makan malam selesai kembali ke hotel (free program).

Lampiran 4.1: Paket Wisata Sasak Discovery Tour



Bagi setiap biro perjalanan wisata, wisatawan atau tamu merupakan hal terpenting dalam menjalani usahanya, termasuk Jenny. Oleh karena itu perusahaan ini mengandalkan driver dan pemandu wisata yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya. Hal ini sangat berpengaruh dalam pelayanan yang apabila pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka wisatawan akan berhenti memakai jasa dari perusahaan tersebut.

Dengan memadukan prinsip sapta pesona di atas, para pemandu memberikan pelayanan semaksimal mungkin seperti keamanan yang sudah dijamin oleh perusahaan karena telah bekerjasama dengan pihak asuransi. Informasi yang disajikan tidak membingungkan serta jelas, pelayanan yang diberikan selama perjalanan dapat memberikan kenyamanan serta kesenangan. Selain itu, kebersihan juga sangat diperhatikan sehingga tamu atau wisatawan kerap memakai jasa dari perusahaan ini lagi.

Tak heran jika tamu yang memakai jasa perusahaan ini selalu meningkat. Seperti berikut ini adalah data tiga bulan jumlah permintaan paket wisata berdasarkan saat melakukan Praktik Kuliah Lapangan (PKL) dari bulan Mei sampai bulan Juli. Pada bulan Mei jumlah wisatawan yang berkunjung sebanyak 123 wisatawan, pada bulan Juni terdapat 129 wisatawan dan bulan Juli sebanyak 140 wisatawan. Hal ini mengindikasikan bahwa terhambatnya perkembangan pantai Kute berbanding terbalik dengan jumlah permintaan paket wisata untuk berkunjung.


promo paket backpacker (anda adalah keluarga dan orang pertama yang akan saya jamu dengan istimewa tidak sekedar 7 hari jika masih sanggup bertualang)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar