BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN PANTAI KUTE
Dibalik keindahan yang
dimiliki Pantai Kute, ada beberapa
hal yang menyelubungi kawasan pantai Kute Lombok sehingga tempat wisata yang
ini belum populer bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan domestik. Beberapa
faktor penghambat yang menyelubungi pantai Kuta ini sehingga kurang dikenal
oleh wisatawan lokal maupun non lokal adalah kurangnya perhatian dan kerjasama
dari pemerintah dan masyarakat, sumber daya manusia (SDM) dan fasilitas yang ada di daerah ini
kurang memadai, serta tidak adanya kesinambungan antara wisatawan dengan
beberapa pedagang asongan.
4.1.1.
Realita
Pembangunan Kute
Melihat potensi Kute yang sangat tinggi, datanglah
investor dari Australia bekerjasama dengan pengusaha lokal untuk membangun
industri pariwisata di kawasan Pantai Kute. Potensi ini kemudian dicium oleh Keluarga
Cendana (dari keluarga presiden Soeharto) dan mendirikan perusahaan LTDC (Lombok Tourism Development Corporation) yang memberikan
harapan bagi masyarakat setempat dengan program pembangunan yang dicanangkan
pemerintah pada waktu itu. Dan investor sebelumnya dipindahkan ke kawasan
pantai Selong Belanak.
Setelah masyarakat menjual tanah-tanahnya, hal yang terjadi malah
sebaliknya. pembangunan tak kunjung dilakukan dan berjalan lambat, LTDC hanya
membual janji-janji yang tak kunjung terealisasi dan tidak lebih dari broker
semata. Selama puluhan tahun, LTDC hanya dapat membangun NOVOTEL yang mayoritas
karyawannya berasal dari luar karena masyarakat setempat dianggap tidak
mempunyai kemampuan. Sedikit sekali masyarakat setempat yang dipekerjakan dan
itu pun menjadi buruh tenaga kasar
Setelah rezim Soeharto runtuh, berimbas pada runtuhnya LTDC dan diambil
alih oleh perusahaan BTDC (bali Tourism
Development Corporation) yang telah merencanakan bahwa obyek disini
akan dibangun seperti layaknya Nusa Dua yang di Bali, namun hal itu tak bisa
dilakukan karena tanah masyarakat sudah terlanjur dijual dan nantinya tidak
akan dapat memberikan pemasukan kepada masyarakat.
Akhirnya masyarakat yang tidak mempunyai lahan usaha membuat usaha
illegal yang berakibat pada kerugian perusahaan karena kalah saing dalam harga
dan menanggung beban pajak. Itulah sebabnya fasilitas dan sumber daya manusia
di obyek ini masih jauh dari kata memadai, selain itu juga akomodasi untuk
menuju tempat ini sangatlah kurang karena kendaraan umum tidak ada yang
menuju kesini dan hanya bisa ditempuh
memakai kendaraan pribadi atau sewaan. Dan investor yang ingin berinvestasi
ditempat ini harus berfikir ulang karena takut akan dipindahkan seperti yang
sebelumnya.
4.1.2.
Peran Pemerintah
dan Adanya Pedagang Acung (asongan)
Akhirnya pembangunan industri
pariwisata di daerah ini jadi berjalan sangat lambat, lahan-lahan terbengkalai,
kerusakan lingkungan, dan angka kemiskinan yang semakin tinggi sementara
itu masyrakat disana yang tidak mempunyai kemampuan dalam menangani wisatawan
dan tidak adanya program pemerintah untuk pelatihan kepariwisataan dan
kewirausahaan.
Hal ini menyebabkan banyaknya
pedagang acung di tempat wisata ini sebagai
sumber mata pencaharian penduduk disana. Namun realita kembali terlihat,
pedagang acung yang sudah tidak mempunyai sumber mata pencaharian memaksa
mereka menjajakan dagangnnya seolah-olah
memaksa para tamu yang baru tiba untuk membeli dagangan mereka, sehingga akan
mengakibatkan para tamu merasa risih dan tidak betah untuk berlibur ke daerah
ini.
Melihat kondisi tersebut
seharusnya pemerintah ikut turun tangan dalam menangani pedagang acung yang
tidak memiliki izin dalam berusaha di tempat wisata. Karena kondisi tersebut ancaman-ancaman yang dapat terjadi jika
pedagang acung di tempat ini masih berkeliaran dan bersikap seperti itu antara
lain:
a. Pantai Kuta ini tidak akan bisa dikenal
oleh para wisatawan.
b. Potensi
penurunan devisa negara dikarenakan kurangnya para wisatawan yang berkunjung ke
tempat ini.
c. Akan mengakibatkan terjadinya pencemaran
nama baik akibat pedagang acung disekitaran tempat ini, baik melalui mulut ke
mulut maupun berbagai media.
Permasalah
yang terjadi di pantai Kute Lombok ini dan dikaitkan dengan konsep “serqual
yang dikembangkan oleh Parasuramen, Berry, dan Zeithaml”, yaitu : (Parasuramen, 2000)
a. Bukti langsung (Tangible) yang meliputi perlengkapan, kepegawaian dan sarana
komunikasi. Perlengkapan dan kepegawaian serta sarana komunikasi
yang dimiliki oleh pedagang acung di daerah tempat ini belum memadai.
b. Kehandalan (Reability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan,
akurat dan memuaskan. Belum terdapat keandalan yang dimiliki oleh para pedagang
acung, sehingga tamu belum bisa puas untuk berwisata disini. Disamping itu para
pedagang acung masih memiliki sifat memaksa tamu untuk membeli.
c. Empati (Emphaty) yakni kemudahan
dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, pribadi yang baik, dan memenuhi
kebutuhan para pelanggan. Para pedagang acung di tempat ini belum sepenuhnya
memiliki hubungan yang baik kepada para tamu, tidak memahami apa yang
dibutuhkan oleh tamu, dan kemampuan komunikasi yang masih kurang baik.
4.1.3. Pantai Kute dari Segi Sapta Pesona
Berdasarkan
pembahasan diatas tentang faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya Pantai
Kute Lombok sebagai surga pariwisata dapat dikaitkan dengan syarat sapta pesona.
Dimana hanya beberapa saja yang bisa dijadikan indikasi terhambatnya Kute
dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat dan wisatawan
1.
Dari segi keamanan
Daerah ini masih jauh dari kata aman. Dimana hal ini
sudah menjadi rahsia umum bahwa desa-desa disekitar akses jalan yang menuju
daerah ini sering terjadi konflik, pencurian, ataupun gangguan yang tidak
diinginkan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung yang menyebabkan
ketakutan.
Sementara itu di derah Kute sendiri, terdapat
pedagang acung yang telah dibahas diatas. Selain itu, terdapat beberapa titik
jalan yang masih buruk dan dapat menyebabkan kecelakaan bagi pengendara motor.
2.
Dari segi ketertiban
Sejauh ini hanya ada satu akses jalan yang terdekat
dari BIL untuk menuju daerah Kute sehingga terbilang daerah ini tidak terlalu
padat seperti di kota yang penuh dengan bangunan serta lalu lintas. Namun
tingkah masyarakat yang tidak terkendali di jalan raya menjadi faktor lainnya
yang menjadi pertimbangan keselamatan bagi pengendara lainnya
Disini fasilitas pendukung pariwisata seperti yang
telah dibahas di atas juga sangat sedikit sehingga masih terbilang sepi, namun
sebelum penetralan lokasi yang baru-baru ini dilakukan terdapat banyak pedagang
yang mendirikan usaha secara ilegal.
3.
Dari segi kebersihan di sekitar daerah ini cukup terkendali dan masih
dalam batas normal atau kewajaran wisatawan.
4.
Dari segi kesejukan
Daerah ini merupakan daerah panas yang jarang sekali
terjadi hujan. Hampir sepanjang tahun daerah ini selalu panas, sehingga sangat
disukai oleh wisatawan dari Eropa terutama negara yang bersuhu dingin.
5.
Dari segi keindahan
Merupakan daya tarik utama yang dimiliki daerah ini dan
menjadi pemikat banyaknya wisatawan untuk berkunjung.
6.
Dari segi ramah tamah
Ramah tamah adalah hal yang sangat kurang dari
masyarakat di sekitar daerah ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang wisatawan maupun tidak adanya pelatihan yang diberikan sehingga
cenderung kasar dan suka memaksa.
Seperti yang dilakukan oleh para pedagang yang ada
disana yang menyebabkan kurangnya kenyamanan. Namun jika wisatawan dapat
mengakrabkan diri dengan para penduduk disini, mereka sangat baik dan humoris.
7.
Dalam segi kenangan
Dalam hal ini, daerah ini menawarkan banyak kenangan
yang bisa untuk dibawa pulang maupun untuk diceritakan. Karena pantai yang
memikat dengan pemandangan yang sangat alami ini bisa dinikmati dengan
bermacam-macam kegiatan seperti snorkling, berselancar, berenang, bermain
pasir, dan lain-lain.
Sebenarnya pedagang acung yang berada disini menjual
berbagai macam pernak-pernik yang terjangkau serta indah untuk dibawa pulang,
ada juga pedagang yang menjual kaos maupun songket asli Lombok dengan harga yang tidak terlalu jauh berbeda dari
aslinya. Selain itu, jika kedaerah ini pada waktu penanggalan
festival Bau Nyale akan lebih berkenang lagi karena banyak acara yang diadakan
oleh masyarakat setempat untuk menyambutnya.
4.2. PERMINTAAN PAKET WISATA SASAK DISCOVERY
TOUR
Dengan banyaknya
halangan bagi pemerintah maupun pihak investor dalam menanamkan modalnya
ternyata berbanding terbalik dengan keuntungan yang diraup oleh biro perjalanan
wisata yang dikarenakan jumlah
pengunjung semakin meningkat.
Wisatawan biasanya lebih cenderung untuk memilih obyek wisata alami dan
cenderung sedikit pengujungnya, dengan begitu wisatawan dapat merasakan
kealamian dari obyek wisata tersebut. Berbeda dengan obyek wisata yang sudah memiliki banyak fasilitas
tentunya sudah terlalu banyak bangunan-bangunan hotel dan penginapan sehingga
menghalangi pemandangan dan lagi, limbah yang dihasilkan sangat banyak. Wajar
saja wisatawan menginginkan tempat yang masih alami dan cenderung sedikit
pengunjungnya.
Selain itu terdapat banyak obyek wisata yang dapat
dikunjungi disekitar daerah Kute
yang bisa
menjadi pilihan dan alternatif
serta akses yang dekat dari BIL. Obyek-obyek
wisata tersebut kerap dijadikan paket wisata oleh banyak biro
perjalanan wisata karena saling menguntungkan dengan pihak terkait.
Termasuk perusahaan PT. Jenny Tour and Travel yang juga
merupakan salah satu penyedia paket wisata yang mendapatkan keuntungan dari
penjualan paket wisata ke obyek wisata ini. Paket wisata Sasak Discovery Tour
adalah nama paket yang disediakan oleh perusahaan Jenny, dan selalu menjadi
pilihan utama dalam mempromosikan paket wisata. Hal ini bisa dilihat dari tiap
paket wisata yang ditawarkan dari paket wisata full day sampai paket harian
selalu pilihan pertamanya adalah paket ini.
Intenerrary paket
wisata ini sebagai berikut :
SASAK DISCOVERY TOUR
(L.D)
Setiba anda di BANDARA INTERNATIONAL LOMBOK (BIL),
anda akan disambut oleh staff kami, dan kemudian tour mengunjungi beberapa desa
di Lombok dengan berbagai kreatifitas dan keunikannya. Desa pertama yang akan
anda kunjungi adalah Desa Banyumulek,
yang terkenal dengan kerajinan gerabah khas Lombok, disini anda bisa membawa
pulang hasil karya anda sebagai kenang-kenangan, selanjutnya Desa Sukarara yang terkenal dengan kerajinan
tenunan ikat dan songket, disini anda juga dapat mencoba menenun untuk menambah
pengalaman anda. kemudian Desa Sade
Rambitan, disini anda bisa melihat secara langsung cara hidup orang suku
sasak yang sederhana dan masih primitive, setelah itu Anda juga akan mendapat
kesempatan untuk menyaksikan keindahan pantai
Kuta dan Tanjung Aan dengan
pasir putihnya yang khas yang berbentuk merica, makan siang di pantai Kuta “TASTURA
RESTO” dan disini juga anda bisa berenang atau bermain pasir untuk
menambah keharmonisan suasana. Sore harinya kembali menuju hotel, dan pada
malam harinya dilanjutkan acara makan malam di "RM. CAFÉ MONTONG
RESTO" setelah makan malam selesai kembali ke hotel (free program).
Lampiran
4.1: Paket Wisata Sasak Discovery Tour
Bagi setiap biro perjalanan wisata, wisatawan atau tamu merupakan hal
terpenting dalam menjalani usahanya, termasuk Jenny. Oleh karena itu perusahaan
ini mengandalkan driver dan pemandu
wisata yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya. Hal ini sangat berpengaruh
dalam pelayanan yang apabila pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka
wisatawan akan berhenti memakai jasa dari perusahaan tersebut.
Dengan memadukan prinsip sapta pesona di atas, para pemandu memberikan
pelayanan semaksimal mungkin seperti keamanan yang sudah dijamin oleh
perusahaan karena telah bekerjasama dengan pihak asuransi. Informasi yang
disajikan tidak membingungkan serta jelas, pelayanan yang diberikan selama
perjalanan dapat memberikan kenyamanan serta kesenangan. Selain itu, kebersihan
juga sangat diperhatikan sehingga tamu atau wisatawan kerap memakai jasa dari
perusahaan ini lagi.
Tak heran jika tamu yang memakai jasa
perusahaan ini selalu meningkat. Seperti berikut ini adalah data tiga bulan jumlah
permintaan paket wisata berdasarkan saat melakukan Praktik Kuliah Lapangan
(PKL) dari bulan Mei sampai bulan Juli. Pada bulan Mei jumlah wisatawan yang berkunjung sebanyak 123
wisatawan, pada bulan Juni terdapat 129 wisatawan dan bulan Juli sebanyak 140
wisatawan. Hal ini mengindikasikan bahwa terhambatnya perkembangan pantai Kute
berbanding terbalik dengan jumlah permintaan paket wisata untuk berkunjung.
promo paket backpacker (anda adalah keluarga dan orang pertama yang akan
saya jamu dengan istimewa tidak sekedar 7 hari jika masih sanggup
bertualang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar