Senin, 25 Agustus 2014

Dear Dinda II




01-06-2014
Dear Dinda,

Apa kau ingat saat kita duduk melihat danau kecil di lembah Rinjani,
Kemudian kita berbaring lalu berdiri menahan tangis, tapi ternyata air mata terlalu berat untuk tertahan. Disana kita pernah berjanji dalam ikatan kasih sayang, aku dan kamu akan selalu di hati.
Tapi ternyata waktu begitu egois memisahkan dua hati yang terpaut cinta.
Lantas hari ini kita tak pernah lagi melihat bukit-bukit tinggi ataupun lembah-lembah curam untuk berjanji, yang ada aku dan kamu tak pernah sehati dan saling menyakiti. Meskipun kita benci hal itu, tapi tak pernah berhenti untuk saling menyayangi. Aku percaya itu!

03-06-2014
Dear Dinda,
Sudahlah, aku takkan mengeluh lagi. Biar ku ucapkan selamat tinggal pada hati yang terluka, biar ku tunggu saat-saat yang indah itu. Ijinkan aku merindu serindu-rindunya, biar aku mencinta secinta-cintanya, atau biarkan aku menyayangi sesayang-sayangnya.
Tapi aku tak bisa bersembunyi dari-Nya.
Andai saja aku bisa kan ku simpan luka, sepi, sendiri, ataupun sakit ini agar tak pernah diketahui. Lantas yang kau lihat hanya kebahagiaan dan semuanya tak pernah berubah.
Sudahlah,
biar ku coba saja
dan salahkan aku bila hari ini dan esok aku tak lagi ada untukmu!

17-06-2014
Dear Dinda,
Senandung cinta, perlahan menghampiri
Ku nyanyikan tanpa hati
Hanya ada lirih tak sampai arti
Ku kira luka yang tertinggal ini hanya sementara
Tapi waktu terlalu lama beralihnya
Apa ini?
Aku tak mengerti, terkadang mencari-cari sesuatu yang tak pasti
Menangis sendu merasa sendiri
Ini cinta?
Ingin ku ingkari sedikit saja, agar cinta tak pernah salah
Karna ku tau cinta itu selalu indah dan akan terus indah
Aku percaya di sudut terdalam walau perlahan memudar
Atau aku harus biarkan saja menghilang seperti dulu tanpa sesal!?

14-08-2014
Dear Dinda,
Terasa sudah lama sekali, hari-hari berjalan begitu lambat. Mentari terbit dan tenggelam puluhan kali sampai tak terhitung jari. Semuanya telah bergani, bulan-bulan, musim, dan banyak hal.
Tapi aku masih belum dapat beranjak seperti itu, aku juga tak pernah mau untuk menjadi begitu. Tak mengapa aku merindu selama itu, karna aku telah mencinta dengan lebih indah. Tak mengapa juga aku menyayangi dengan cara ini, karna aku telah menyayangi dengan lebih ikhlas.
Semoga kelak Allah pertemukan kita kembali dalam keadaan yang berbahagia. Atau paling tidak, kita dapat bercerita dan tersenyum dalam kesempatan yang sama. Salam dari Mas_mu,  semoga baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah swt serta dalam rahmat-Nya. Aamiin
Harap esok dan esok selalu lebih indah dan bermakna dari sebelumnya, aku kira cerita ini menjadi indah untuk kita dan setelahnya ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar