Minggu, 10 Februari 2013

Sungkun Beach at East Lombok


Akhir Februari, menjadi perjalanan yang berbeda kali ini. Ya, bersamaan dengan adanya “ritual bau nyale” yang di adakan setiap setahun sekali ini mengambil setting tempat dari pantai Kute Lombok Tengah ke timur sampai di pantai Kaliantan Lombok Timur.
Sejarah singkatnya, perayaan ini dimulai setelah Putri Mandalike menceburkan dirinya kelaut untuk menghindari pertumpahan darah dan berjanji sebelumnya untuk kembali setiap setahun sekali. Setelah itu ia menjelma sebagai cacing laut.
Aku yang mempunyai keluarga besar di Lombok Timut, tepatnya di desa Jeroaru telah menenteng sebuah jaring yang cukup besar untuk menangkap nyale tahun ini. 

Sekali tiga uang, itulah ibarat yang aku dapatkan setelah menjajal sekian lama perjalanan dari rumah keluargaku setelah sampai di Pantai Sungkun.

 
Aku adalah seorang mahasiswa pariwisata tak hayal langsung menerjemahkan beberapa kata yang terlintas di fikiranku ketika melihat mentari yang sebentar lagi akan tenggelam. Kami disambut merahnya langit senja yang sedang mencoba beristirahat jauh di depan mata. Air laut riak-riak mulai berubah menjingga, menandakan mentari akan berpamitan dengan sang laut.






Hamparan pasir putih diam-diam memanjakan kaki yang takjub melangkah kearah pantai yang sesekali menderu. Di sebelah kiri kulihat sebuah pulau kecil mirip penyu yang sedah mengapung telah menanti kedatanganku. Owh hai penyu, kamu diam disitu dulu. Biarkan aku menikmati indahnya sarangmu disini. Sungguh takjub ketika pelajarana-pelajaranku di kampus mulai berbicara sendiri melihat semua ini. 
 

 


Ini dia salah satu tempat perayaan "bau nyale" yang diadakan oleh orang Lombok setiap tahunnya, berada di daerah Lombok Timur, dekat dengan Teluk Ekas dan Bersebelahan dengan pantai Surga.
Pantai yang indah dengan butiran pasir yang menyerupai merica putih, dan sangat halus. laut yang sulit di prediksi dengan ketinggian air mencapai beberapa meter dan cocok untuk berselancar pada waktu siang hari samapai sorenya. namun saat menjelang magrib, airnya surut sampai karang yang agak jauh dari bibir pantai terlihat. menjelang pukul 10 malam, air kembali naik sama seperti siang hari. tapi wktu pagi menjelang subuh sampai pukul 9 pagi airnya sudah sangat jauh meniggalkan daratan. Tidak menyesal waktu itu saya dan keluarga saya, berikut teman-teman saya yang ikut kesini untuk pertama kalinya. disambut dengan indahnya pantai in dari kejauhan. sungguh pengalaman yang menarik dan tidak terlupakan.



1 komentar: