Perasaan ini tumbuh sempurna dengan kasih sayang yang begitu tulus membuatku harus mengakui bahwa hatimu layaknya seorang bidadari penghuni surga. Tak pernah rasanya perasaan ini terluka, tak pernah rasanya perasaan ini terlintas untuk marah, kesal, ataupun benci. Tulusnya kurasakan tak berhak untuk kusakiti, membuat hati ini selalu merasa bahagia. Aku merasa malu dengan semua yang ku lakukan. Maaf karena aku telah banyak membuatmu terluka.
Baru kali
ini kurasa hati yang tak menuntut sebuah keegoisan, perasaan yang membuatku
selalu malu untuk melukai maupun berbohong. Ku akui hatimu tidak untuk dilukai
namun untuk di sayangi. Yah, aku tak dapat mendeskripsikan lagi begitu tulus
cinta dan kasih sayangmu karena kata-kataku tak mampu untuk semuanya.
Bidadariku,
Cintamu kini singgah, tumbuh sempurna
Berkembang semakin indah, dan terus terpupuk
tanpa lelah
Sentuhlah lebih lama perasaan ini
Agar aku terdiam tak meninggalkanmu
Menyayangimu,
Aku tak tau sampai kapan
Karen waktu itu selalu bersembunyi
Tapi kini perasaanmu telah menaungi
Tumbuh besar tanpa pernah terluka
Dirimu,
Aku tak akan pernah meninggalkannya
Hati yang membawaku melihat ketulusan
Dibawah teduhnya, aku melihat langit biru
Menghalangi terik mentari, namun bawakan senja
Ada
banyak hal yang ku alami selama ini, ada begitu banyak cinta yang pernah
kurasakan, ada begitu banyak kasih yang ku simpan, ada begitu banyak hati yang
datang dan pergi, ada begitu banyak yang tersakiti. Namun kali ini saja egois
itu tak pernah muncul padamu, perasaan tulusmu telah menghapus segalanya.
Perasaanmu
membuatku harus mengakui kalau saat ini aku telah merasakan cinta yang
sesungguhnya. Membuatku malu untuk melukai, membuatku malu untuk menyimpan
cinta yang lain. Jujur saja saat ini ada cinta lain yang tak bisa untuk ku
lepas. Aku mempunyai alasan untuk itu. Aku harus megatakan ini karena perasaan
ini terasa sangat malu untuk memendamnya darimu. Maafkan aku karena telah
melukaimu.
Aku tau perasaankulah yang egois untuk yang lain. Tak seharusnya aku begini, tak seharusnya aku menyimpannya dan kemudian membuatmu harus memikirkan ini dan melukai hatimu yang begitu indah. Aku mengharap sesuatu yang mungkin tak akan pernah kau terima, namun perasaan itu membuatku harus mengakui untuk kesekian kalinya bahwa aku ingin hati itu terus tumbuh sempurna bersamaku. Disini aku akan terus mencintai dan menyayangi indahmu sebagai bidadari ketulusan.
Ku harap kau tak akan pernah berubah, menjadi sinar dikala semuanya meredup. Ya, selalu kuliahat cahaya indah ketika kutengok hati itu. Hati yang penuh dengan cinta-cinta dari penghuni surga. Raga yang selalu dirindukan alam untuk menjadikannya cerah. Membuat hujan turun dengan makna bukan dengan kesedihan.
Maafkan aku,
Aku tak dapat menahannya, cintamu
teramat sempurna untukku sakiti.
Atas nama cinta
Baru kali ini kulihat hati berlayar dalam ketulusan
Singgah menggugah hati disetiap doa
Menjadikan indah layaknya bidadari surga
Berlabuh dibawah naungan kesabaran
Atas nama cinta
Tak pernah sekalipun menyakiti
Menepi di tiap-tiap relung tak terisi
Kau tinggalkan secercah cahaya untuk hati
Diatas jalan-Nya kau bawakan mentari tersenyum untuk hari
Atas nama cinta
Senyum ikhlas membuai perasaan
Menawan di tiap-tiap perpaduan bibir dan mata
Secantik hati peraduan jiwa
Meneguhkan cinta diantara jejak-jejak cahaya
Aku
melihat ketulusan itu dan jangan pernah merusaknya dengan sebuah amarah. Sabar
adalah satu hal yang memang sangat sulit untuk dijalani, namun apapun itu
tetaplah hasilnya akan berbuah sangat manis. Jangan merusak keindahan itu,
jangan hitamkan cahaya itu, dan jangan merusak kecantikan itu sehingga menjadi
buruk oleh sebuah benci yang kau tanamkan di hatimu. Karena bagian itu hanya
patut untuk diisi dengan kebaikan.
Ya, aku
adalah lelaki yang tak patut untuk kau cintai lagi, begitu besar salah yang ku
tanamkan untukmu, maafkan aku atas semuanya. Setelah itu kuserahkan semuanya
padamu.