Selasa, 11 Agustus 2015

contoh makalah tentang persoalan pariwisata



TERHAMBATNYA KUTA SEBAGAI
SURGA PARIWISATA



  
DIPLOMA III PARIWISATA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATARAM
2012

A. Latar Belakang
            Seperti yang kita tahu Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kombinasi iklim tropis dengan 17.508 pulau dan diantaranya 6.000 pulau tidak dihuni. Indonesia juga merupakan negara Mega Biodiversity terbesar ketiga di dunia dengan keaneragaman hayati yang sangat tinggi sekitar 90 tipe ekosistem, 40.000 spesies tumbuhan dan 300.000 spesies hewan baik yang endemik maupun peralihan. Dengan kekayaan yang melimpah seperti ini, tidak heran jika terdapat banyak destinasi menarik yang bisa dikunjungi untuk berwisata. Pada tahun 2009 Indonesia kedatangan 7 juta lebih wisatawan dengan pemasukan terbesar ketiga perekonomian negara (www.bps.go.id, 2012).
Diantara banyaknya tempat wisata yang ada di Indonesia, sebagian besar wisatawan berkunjung ke pulau Bali, Jawa, dan Sumatera. Namun masih banyak surga-surga yang tersembunyi di seluruh penjuru Indonesia seperti halnya di Pulau Lombok. Keberadaan Pulau Lombok pada posisi segitiga emas Daerah Tujuan Wisata (DTW), diantara pulau Bali, Tanah Toraja, dan pulau Komodo memberikan potensi tinggi untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
Di pulau ini terdapat satu obyek pantai yang tidak kalah dengan tempat lain, yakni pantai Kuta. Namanya sama seperti pantai Kute di Bali, namun tidak kalah menakjubkan dan sering disebut dengan secret paradise oleh wisatawan mancanegara yang sempat berkunjung ke tempat ini. Lokasi pantai ini berada di kabupaten Lombok Tengah, bagian ujung selatan Lombok dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari Bandar Udara Internasional Lombok, dengan menggunakan kendaraan pribadi atau umum.
Pantai Kuta merupakan sebuah pantai yang memiliki keindahan yang luar biasa, dari pantai yang berpasir putih halus seperti merica yang dihiasi birunya air laut dengan granadi hijau dikarenakan habitat bawah lautnya yang masih sangat terjaga kelestariannya. Ombak di pantai ini relatif kecil dan tenang sehingga cocok bagi para penyelam untuk melihat keindahan bawah laut yang indah dimana bukit-bukit kecil yang mengelilingi daerah sekitar pantai sehingga seperti sebuah teluk kecil membuat tempat ini terlihat lebih indah dan cocok menyandang julukan surga yang tersembunyi. Terdapat juga bagian pantai dengan ombak yang lebih besar dan cocok untuk penikmat olahraga surfing, sehingga menambah julukan tempat ini sebagai surganya bagi pecinta surving baik itu para surfer lokak maupun non lokal. Namun pantai Kuta ini kurang populer di kalangan para wisatawan lokal maupun domestik yang terlihat dari masih sepinya DTW ini jika dibandingkan dengan DTW lain di Pulau Lombok.
B. Permasalahan
Melihat keberadaan Pantai Kuta yang kurang populer, penulis tertarik untuk mengkaji apa saja penyebab kurang populernya DTW ini dan akan menawarkan solusi bagi pengembangan Kepariwisataan di Pantai Kuta ke depan.
C. Metodelogi
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan teknik observasi langsung ke Pantai Kuta dan melakukan wawancara dengan beberapa orang wisatawan dan pelaku bisnis pariwisata setempat.
D. Pembahasan
            Kuta merupakan sebuah pantai yang memiliki keindahan dan pasir putih yang begitu indah dan ditunjang oleh ombaknya yang menantang bagi para surfer membuat pantai ini disebut sebagai surga oleh para wisatawan. Akan tetapi dibalik keindahan-keindahan pantai Kute Lombok ini ada beberapa hal yang menyelubungi kawasan pantai ini sehingga tempat wisata yang ini belum populer bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan domestik. Salah satu faktor penghambat yang menyelubungi pantai Kuta ini kurang dikenal oleh wisatawan lokal maupun non lokal adalah kurangnya perhatian dan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat, sumber daya manusia  (SDM) yang ada di daerah ini kurang memadai, dan tidak adanya kesinambungan antara wisatawan dengan beberapa pedagang acung.
            Realita yang terjadi disini adalah tanah-tanah milik masyarakat telah dibeli oleh perusahaan LTDC (Lombok Tourism Development Corporation) yang merupakan broker sehingga menyebabkan masyarakat kehilangan lahan garap dan sumber mata pencaharian utama. Pembangunan industri pariwisata di daerah ini jadi berjalan sangat lambat, lahan-lahan terbengkalai, kerusakan lingkungan, dan angka kemiskinan yang semakin tinggi menyebabkan pedagang acung di tempat wisata ini seolah-olah memaksa para tamu yang baru tiba untuk membeli dagangan mereka, sehingga akan mengakibatkan para tamu merasa risih dan tidak betah untuk berlibur ke daerah ini.
Melihat kondisi tersebut seharusnya pemerintah ikut turun tangan dalam menangani pedagang acung yang tidak memiliki izin dalam berusaha di tempat wisata ini. Dari kondisi tersebut  ancaman-ancaman yang dapat terjadi jika pedagang acung ditempai ini masih berkeliaran dan bersikap seperti itu antara lain:
a.       Pantai Kuta ini tidak akan bisa dikenal oleh para wisatawan.
b.      Devisa negara akan menurun karna kurangnya para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.
c.       Akan mengakibatkan terjadinya pencemaran nama baik akibat pedagang acung disekitaran tempat ini, baik melalui mulut ke mulut maupun berbagai media.
            Permasalah yang terjadi di pantai Kute Lombok ini dan dikaitkan dengan konsep “serqual yang dikembangkan oleh Parasuramen, Berry, dan Zeithaml”, yaitu : (Parasuramen, 2000)
a.       Bukti langsung (Tangible)  yang meliputi  perlengkapan, kepegawaian dan sarana komunikasi. Perlengkapan dan kepegawaian serta sarana  komunikasi  yang dimiliki oleh pedagang acung di daerah tempat ini belum memadai.
b.      Kehandalan (Reability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan, akurat dan memuaskan. Belum terdapat keandalan yang dimiliki oleh para pedagang acung, sehingga tamu belum bisa puas untuk berwisata disini. Disamping itu para pedagang acung masih memiliki sifat memaksa tamu untuk membeli.
c.       Empati (Emphaty)  yakni kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, pribadi yang baik, dan memenuhi kebutuhan para pelanggan. Para pedagang acung di tempat ini belum sepenuhnya memiliki hubungan yang baik kepada para tamu, tidak memahami apa yang dibutuhkan oleh tamu, dan kemampuan komunikasi yang masih kurang baik.
            Sebagai solusi, pemerintah perlu turun tangan dalam menangani masalah pedagang acung ini dengan membuatkan tempat yang sesuai dan tertata dengan baik. Selain itu, masyarakat setempat perlu diberikan pelatihan kepariwisataan dan kewirausahaan. Dengan demikian, tamu akan senang berkunjung dan berbelanja oleh-oleh tanpa adanya unsur paksaan dari para pedagang acung. Hal ini nantinya akan mengakibatkan pantai Kuta Lombok akan menjadi terkenal dengan menyandang nama surga pariwisata yang sesungguhnya, meningkatkan devisa negara, dan memiliki sumber daya manusia yang semakin berkualitas.
E. Kesimpulan
            Pantai Kuta Lombok  merupakan daerah wisata yang masih perlu dibenahi dan perlu diperbaiki dari segi fasilitas dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, terutama pedagang acung yang masih ada di tempat ini. Dengan terkontrolnya pedagang acung yang berkeliaran untuk memaksa wisatawan maka daerah wisata ini akan menjadi baik, tanpa adanya gangguan bagi wisatawan-wisatawan yang akan berlibur ke sini. Selain itu pantai Kuta Lombok memerlukan banyak dorongan dan bantuan langsung dari pemerintah setempat untuk mengatur dan mengorganisir daerahnya agar bisa menjadi daerah wisata yang bagus, aman, dan nyaman.
F. Referensi
BPS, 2012. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut   Tempat Tinggal 2002-2010, www.bps.go.id, diakses pada 17 September 2012.  
Parasuramen, et al. 2000. Judul. Penerbit : Jakarta 

promo paket backpacker (anda adalah keluarga dan orang pertama yang akan saya jamu dengan istimewa tidak sekedar 7 hari jika masih sanggup bertualang)