Keluarga
dan sahabat adalah sebuah contoh keluarga kecil yang dibina atas dasar cinta
dan kasih sayang, bumbunya adalah perselisihan dan perbedaan pendapat. Tak
jarang terjadi namun itu lumrah yang akan mempererat tali ikatan.
Mempunyai
sahabat yang hanya dapat berkumpul tiap libur semester bagi kami merupakan
anugrah. Betapa tidak, kami sudah terpencar ke berbagai daerah di Indonesia
untuk menyelesaikan study kami di perguruan tinggi. Tak ayal, kami selalu
menantikan saat-saat berlibur yang menjadi saat terbaik untuk melaksanakan
tradisi kami.‘Feel Trip’ adalah sebutan kami untuk tradisi itu. Adalah tiap-tiap perjalanan dan liburan yang kami lakukan bersama.
Rinjani, gunung api tertinggi ke-2 di Indonesia ini telah kami taklukan. Dari awal sampai pulang, akan selalu ditemani keindahan yang memukau mata dan decak kagum. Savanna, batu-batuan, pasir, hutan, air terjun, air panas, danau dengan banyak aktifitas seperti memancing, berendam air panas, berkemah, atau sekedar menikmati alam dapat ditemukan disini dan merupakan perpaduan yang sangat serasi untuk keadaan alam dan aktifitas yang bisa dilakukan.
Namun sepanjang
perjalanan bukan hanya itu yang menjadi bumbu perjalanan kami, kerap terjadi
perselisihan, saling
ejek, dan saling iri satu sama lainnya bahkan saling
meninggalkan saat
perjalanan. Kemudian kami tertawa lepas
saat bercerita dan mengingat hal itu di sebuah tenda kecil. Kemudian pantai-pantai indah nan elok sampai di sudut-sudut Lombok telah banyak kami jelajahi bersama, saling ejek tak pernah terhindar. Sampai kartu as yang tak mesti keluar harus menjadi jaminan untuk saling mempertahankan harga diri. Namun kami pun tetap tertawa bersama. Begitulah harmonisasi tercipta dari perbedaan yang menjadikannya indah. Tak lengkap rasanya jika kebersamaan yang indah tak menemui cobaan, karena disanalah rasa itu terpupuk. Bersama akan menjadikan semua cerita bermakna.
Tak lengkap pula rasanya
membicarakan pulau mungil yang bernama Lombok tanpa Rinjani, gili-gili, dan
pantai-pantai indahnya.
